Nilai-nilai
hidup dan kehidupan merupakan hasil kebudayaan; atau salah satu unsur
kebudayaan adalah nilai-nilai hidup dan kehidupan? Kedua-duanya tidak
dapat dipisahkan karena mempunyai kaitan erat. Jika kebudayaan
dimengerti sebagai hasil cipta manusia untuk memperbaiki, mempermudah,
dan meningkatkan kualitas diri; maka nilai-nilai hidup dan kehidupan
merupakan hasil kebudayaan. Akan tetapi, jika kebudayaan dimengerti
sebagai keseluruhan kemampuan [pikiran, kata, dan tindakan atau
perbuatan] manusia; maka nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan
unsur-unsur kebudayaan yang digunakan untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan sesuai sikonnya.
Pada interaksi antar manusia, biasanya mencerminkan etika, etiket, dan kata-kata maupun tindakan etis yang ada atau melekat
pada diri mereka. Di samping itu, juga memperlihatkan nilai dan norma
yang dianut atau diberlakukan dalam hidup dan kehidupannya. Menurut
maknanya, etika, etiket, hal-hal etis, nilai, dan norma dapat berlaku
atau mempunyai kesamaan secara universal.
Akan
tetapi, jika diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk kata dan tindakan
serta perilaku dalam interaksi antar manusia; maka berbeda sesuai sikon
serta lingkungan interaksi itu terjadi. Orang-orang di benua Amerika,
Eropa, Asia mempunyai pengertian atau pun pemahaman yang relatif sama
tentang etika, etiket, hal-hal etis, nilai, norma. Namun, ada kata-kata,
tindakan, dan perilaku keseharian yang telah menjadi kebiasaan
orang-orang Amerika dan Eropa yang berbeda dengan masyarakat Asia maupun
Afrika, dan seterusnya. Dan jika kebiasaan-kebiasaan itu dipraktekkan
pada sikon Asia, maka dianggap [atau pun disebut dan dituduh] tidak etis
dan tak sesuai nilai-nilai atau pun norma ketimuran, dan lain
sebagainya.
Sedangkan
hidup dan kehidupan merupakan seluruh aspek yang bertalian dengan
manusia serta kemanusiaannya; dalam hubungannya dengan sesama dan Ilahi.
Jadi, nilai-nilai
hidup dan kehidupan merupakan keseluruhan tampilan diri, sikap, kata,
perbuatan manusia sesuai sikonnya. Nilai-nilai hidup dan kehidupan
manusia biasanya dipengaruhi oleh masukan-masukan dari luar dirinya
sejak kecil. Hal-hal tersebut, antara lain,
- agama atau ajaran-ajaran agama, biasanya bersifat mutlak; artinya tertanam dan berakarnya nilai-nilai dalam diri seseorang, yang kadang telah menjadi prinsip hidupnya, merupakan akibat dari pemahaman keagamaan yang kuat dan mendalam; dan seringkali ia tidak bisa menjelaskan alasan-alasan mempunyai prinsip [yang mungkin orang lain menganggap sebagai suatu kekakuan], namun karena imannya, ia tetap pada pendiriannya
- norma atau pun kebiasaan yang berlaku dalam komunitas; norma-norma yang berlaku pada suatu komunitas biasanya bersifat warisan bersama; artinya semua anggota komunitas menyetujui dan mempraktekkannya. Karena merupakan warisan bersama, maka hal itu terus-menerus diturunkan kepada generasi berikut; dan bisa dipakai sebagai salah satu indentitas bersama pada komunitas tersebut; dengan demikian, sampai kapan atau dimana pun ia berada, maka selalu mempertahankan nilai-nilai tersebut
- pendidikan formal dan informal, disiplin, latihan, bimbingan orang tua maupun guru; semuanya itu merupakan penanaman nilai-nilai yang dilakukan sejak dini oleh orang dewasa ke dalam diri seseorang atau anak-anaknya. Proses penanaman itu dilakukan secara sengaja maupun tidak, dengan tujuan tertanam nilai-nilai luhur, baik, dan benar, yang menjadikan seseorang, dapat diterima oleh sesamanya
- interaksi sosial yang membawa perubahan pikiran dan tujuan mengungkapkan kata serta melakukan tindakan
- pengalaman serta wawasan yang didapat karena adanya interaksi dengan orang lain serta keterbukaan menyerap hal-hal baru
Dengan
demikian, ada kesamaan nilai-nilai hidup dan kehidupan yang ada di
suatu komunitas masyarakat; kesamaan yang berlaku dan diterima oleh
seluruh anggota komunitas. Hal tersebut, termasuk nilai-nilai keagamaan,
berlaku untuk semua umat yang menganut agama. Walaupun demikian, pada
masing-masing orang [tiap-tiap pribadi] ada nilai-nilai yang khas,
sesuai dengan masukan-masukan yang didapatkannya. Dan bisa saja
[seringkali] terjadi, nilai-nilai hidup dan kehidupan pada pribadi
seseorang berbeda dengan
yang berlaku dalam masyarakat. Nilai-nilai hidup dan kehidupan dalam
masyarakat pun mempunyai aneka perbedaan tertentu karena berbagai latar
belakang anggotanya.
Masukan-masukan
[ajaran] keagamaan yang dominan pada seseorang sangat mempengaruhi
nilai-nilai hidup dan kehidupannya. Orang yang mempunyai nila-nilai
keagamaan yang baik, kokoh, dan kuat, akan menjadikan ia mampu bersifat
kritis terhadap hal-hal ada di sekitarnya. Namun, nilai-nilai hidup dan
kehidupan yang dominan [karena] ajaran agama tidak boleh menjadikan
fanatisme keagamaan yang sempit. Nilai-nilai keagamaan dapat menjadi
suatu saringan untuk mampu menahan diri terhadap semua pengaruh
buruk. Dengan itu, jika seseorang yang mendapat masukan-masukan ajaran
Kristen, maka ia akan mempunyai nilai-nilai kristiani dalam hidup dan
kehidupannya.
0 komentar:
Posting Komentar